Pages

Minggu, 26 September 2010

Banyaknya Peran Ibu

Perempuan masa kini memang berada dalam posisi serba sulit, namun tak berarti lantas menyulitkannya. Multiperan perempuan sebagai individu, ibu, pekerja, dan mahluk sosial sangat bisa diseimbangkan. Apalagi dengan dukungan suami, keluarga, hingga perusahaan yang memedulikan peran karyawannya sebagai orangtua.

Bagaimanapun kondisi yang dialami ibu bekerja, perlu diyakini, bahwa perempuan bisa mengatasinya. Tak perlu menjadi superwoman atau mengorbankan karier yang merupakan aktualisasi dirinya. Karena dengan fondasi keluarga yang kuat, ibu bekerja sanggup dengan multi perannya.

"Perempuan sangat bisa untuk mendidik dan mengasuh anak. Meskipun kondisinya suami dan istri sama-sama bekerja dengan jam kerja yang padat," papar Wanda Anastasya, MPsi, psikolog dari sekolah Langkah Ku, saat talkshow Daycare 2010 bertema "Multi Peran Ibu Bekerja untuk Kehidupan Profesional, Domestik, Sosial dan Pribadi", yang diadakan oleh Unilever Indonesia, Jumat (24/9/2010) lalu.

Sulit bagi ibu bekerja menentukan prioritasnya, antara tanggung jawab pekerjaan dan kebutuhan memberikan perhatian dan kasih sayang kepada buah hati. Selain itu, bukan keharusan bagi perempuan untuk memilih salah satu dari empat peran yang melekat padanya.

Yang perlu ibu bekerja lakukan adalah, menjalani semua peran tadi tanpa merasa bersalah. Banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk memenuhi semua kebutuhan perannya. Termasuk melibatkan anak dalam kegiatan ibunya, jelas Wanda.

Pertahankan bonding ibu dan anak
Prinsipnya, lakukan berbagai cara untuk mempertahankan bonding ibu dan anak. Agar anak tetap merasakan kehadiran orangtuanya.

Jika memungkinkan mengajak anak ke kantor saat ada pekerjaan di akhir pekan, lakukan saja demi menjaga bonding ibu dan anak. Cara lainnya, saran Wanda, selalu sempatkan waktu untuk menelepon anak saat Anda bekerja di kantor.

"Kebutuhan anak akan kasih sayang terpenuhi dengan orangtuanya menelepon sekadar bertanya sedang apa," papar Wanda.

Sempatkan juga menyiapkan sarapan atau meluangkan waktu bersama anak sebelum berangkat kerja. Mengantarkan anak ke sekolah, atau jika mungkin menemuinya saat jeda makan siang (jika kantor dekat dengan sekolah atau rumah), menemani anak melakukan aktivitas luar sekolah saat Anda cuti atau libur kerja, adalah sejumlah cara meningkatkan bonding orangtua dan anak.

Apapun situasinya, dengan berbagai keterbatasan yang ada, sebagai orangtua bekerja Anda selalu bisa menemukan jalan untuk mengawasi dan mengontrol aktivitas anak. Jika pengasuh berhenti bekerja, Anda bisa menitipkan anak pada kakek-neneknya, atau orang lain yang bisa dipercaya. Lain soal jika Anda cukup punya biaya untuk menitipkan anak di daycare yang merangkap tempat bermain dan belajar anak.

Kondisi apapun tak lantas mengalahkan Anda untuk meninggalkan pekerjaan yang memang menjadi passion Anda. Atau memaksakan diri mencari pekerjaan yang lebih fleksibel waktunya. Meski jika beruntung Anda bisa saja mendapatkan pekerjaan atau perusahaan yang mengerti kebutuhan ibu bekerja, dengan memberikan fleksibilitas waktu.
Bagaimana dengan Anda? Punya cara jenius untuk menyeimbangkan peran Anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar